Cara menganalisa /prediksi forex dan binary option terbaik dan akurat menggunakan Price Pattern
Setiap trader baik pemula maupun senior pasti gemar mencari cara prediksi atau analisa trading yang nyaman terbaik dan akurat agar selalu profit.Salah satu dalam belajar trading (Forex dan Binary) untuk pemula yaitu mempelajari dan mengetahui pola harga yang sedang dan akan terjadi dalam suatu pergerakan market trading.
Dengan mampu mengenali pola harga yang muncul akan sangat membantu dalam memprediksi atau menganalisa trend yang akan terjadi,nah disitulah kita gunakan sebagai momen untuk membuka posisi trading.
Salah satu teknik cara analisa trading adalah Pola harga atau yang disebut dalam bahasa kerennya Price Pattern.Pada kesempatan kali ini kita akan membahasnya.
Apa si Price Pattern itu?
Price Pattern adalah pola yang terjadi dari suatu pergerakan arah harga ,yang secara sadar atau tidak pola harga ini selalu berulang.Dari waktu ke waktu pergerakan harga selalu membentuk suatu pola tertentu yang dapat terulang lagi diwaktu berikutnya.
Jika kita bisa mengetahui arah yang akan terjadi tentu saja open posisi trading yang kita pilih akan menguntungkan.Walaupun tidak 100% akan selalu benar,karena pada dasarnya tidak ada teknik analisa apapun yang bisa menjamin 100% tepat akurat,bahkan trader senior sekalipun.
Dalam suatu pergerakan harga dalam market hanya ada dua macam Price pattern yaitu reversal dan continuation.Yah,...jika tidak berbalik arah tentu saja akan meneruskan arah sebelumnya.Inilah kunci dalam trading entah itu forex maupun binary.
Pola harga atau Price Pattern ada 2 macam yaitu:
- Reversal Yaitu suatu harga yang membentuk pola yang menandakan akan terjadinya pembalikan arah trend.
- Continuation Yaitu suatu harga yang membentuk pola yang mengisyaratkan bahwa pergerakan harga akan cenderung meneruskan pergerakan arah trend sebelumnya.
Reversal Price Pattern
Dalam reversal price pattern terdapat 3 macam pola yang mengisyaratkan akan terjadinya perubahan trend yaitu:
1.Double Top dan Double Bottom
Sebelum memulai lebih lanjut perlu diketahui kita akan menyebut:
- Puncak sebagai Top
- Lembah sebagai Bottom
- Trend naik sebagai Uptrend atau Bullish
- Trend turun sebagai Downtrend atau Bearish
Double Top terlihat seperti dua puncak kembar (berdampingan)dan Double Bottom terlihat seperti dua lembah kembar (berdampingan).Sangat mudah untuk mengenali kedua pola ini.Kedua pola ini juga memiliki potensi akurasi yang tinggi.
Double Top
Pola double top biasanya terjadi atau muncul pada saat uptrend yang akan berubah menjadi downtrend.Boleh dikatakan pola ini muncul pada penghujung uptrend.Saya ilustrasikan pada gambar dibawah ini:
- Pergerakan ditandai dengan 6 titik seperti pada gambar
- Pola double top berpotensi terbentuk jika harga sudah bergerak turun dari titik 3
- Ketika titik 4 berhasil ditembus,artinya pola double top berhasil terbentuk (terkonfirmasi)
- Dengan terbentuknya double top artinya ‘’garis base’’juga berhasil ditembus.Dan pergerakan selanjutnya dapat dipastikan akan berbalik arah atau berpotensi bearish.
- Jarak bearish yang mungkin akan ditempuh adalah sejauh level puncak hingga ke base.Contoh jika jarak antara level puncak hingga ke base 50 pips,maka potensi harga turun setelah base ditembus sejauh 50 pips (dari base ke bawah 50 pips).
Pola double top ada saatnya terjadi pull back.Biasanya pull back berpotesi akan terjadi ketika pergerakan harga telah ‘’setengah jalan’’ menuju target.Contoh:jika seandainya target pergerakan 100 pips,maka jika terjadi pullback,ketika harga telah turun sekitar 50-60 pips sesudah base ditembus.
Pola double top dikatakan gagal jika pull back yang terjadi kebablasan hinga menembus garis base.seperti gambar dibawah ini:
Double Bottom
Secara singkatnya adalah kebalikan dari double top.Dan pola double bottom biasanya terjadi pada penghujung downtrend dan mengisyaratkan terjadi bullish.
Disaat garis base ditembus dan pola double bottom telah berhasil terbentuk (terkonfirmasi) maka berpotensi besar akan terjadi bullish.
Cara memprediksinya sama persis dengan double top hanya saja arahnya keatas.
Pola double bottom dikatakan gagal jika pull back yang terjadi kebablasan menembus garis base terus kebawah.
2.Triple Top dan Triple Bottom
Triple Top dan Triple Bottom pada dasarnya tidak jauh beda dengan double top dan double bottom.Yang membedakan adalah
- jika double top dan double bottom memiliki 2 puncak atau 2 lembah
- Jika triple top dan triple bottom memiliki 3 puncak atau 3 lembah
Untuk memudahkan pemahamannya kita perhatikan gambar saja:
Berdasarkan gambar diatas kemungkinan terjadinya Pul back dimulai dari titik 7 mengarah ke garis Base.
Perlu diketahui terjadinya pull back seperti ini walaupun cukup sering namun tidak selalu terjadi.
Jika base ditembus karena pull back dipastikan pola tersebut gagal atau failed.
Perlu diketahui: ketiga titik puncak (pada triple top) dan ketiga titik lembah (pada tiple bottom) tidak selalu berada pada level yang sama (lurus).Namun jika diperhatikan sekilas tidak terlalu beda jauh.
3.Head and Shoulders & Inverse Head and Shoulders
Kedua pola ini juga termasuk lumayan populer karena memiliki tingkat akurasi yang tinggi,disebut Head and shoulders karena jika dilihat bentuk polanya seolah seperti kepala dan bahu.
Head and Shoulders
Kadang kala pola ini sering disalah persepsikan sebagai triple top,tetapi ada beberapa faktor penting yang membedakan pola ini dengan triple top.Sekarang kita lihat gambar dibawah ini:
Inverse Head and Shoulders
Pola ini adalah kebalikan daari head and shoulders .Pola ini biasanya terjadi pada penghujung downtrend.Untuk cara konfirmasinya persis sama dengan pola head and shoulders.
Price pattern continuation dikelompokkan menjadi 5 yaitu:
1.Triangle
Triangle atau dalam bahasa indonesia artinya segitiga.Pola ini terbentuk karena pasar bergerak sideways dan tekanan antara pembeli dan penjual seimbang,yang akhirnya grafik pergerakan harga mengerucut dan membentuk seperti segitiga ( triangle ).
Pola triangle dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
Biar lebih jelas dan paham langsung saja kita bahas satu persatu:
1.Symmetrical triangle
Symmetrical triangle yaitu pola segitiga yang memiliki garis support (level terendah) dan resistance (level tertinggi) yang kemiringannya (konvergen) berlawanan menuju satu titik.Walapun dinamakan symmetrical atau simetris ,tetapi pada kenyataannya bentuk pola ini bukanlah selalu simetris.Perhatikan ilustrasi gambar dibawah ini:
Dari gambar diatas kita bisa perhatikan pola ini terbentuk ketika pasar mengalami ''rally'' kemudian terjadi sideways atau disebut konsolidasi.Symmetrical triangle pada Uptrend:
Panjang pola adalah jarak dari garis baseline ke titik apex.
Selain terjadi pada saat uptrend pola symmetrical triangle juga dapat terjadi pada saat downtrend,untuk cara menganalisanya juga sama persis,hanya saja downtrend mengarah kebawah.
2.Ascending triangle
Sebenarnya ascending triangle tidak berbeda jauh dengan symmetrical triangle dari cara menganalisanya.Perbedaannya hanyalah pada bentuknya saja.
Ascending triangle termasuk pola continuation yang sering terjadi pada pergerakan harga Uptrend.Dengan munculnya pola ini mengisyaratkan bahwa tekanan bullish (naik) semakin melebihi tekanan bearis secara bertahap.
Berdasarkan gambar diatas kemungkinan terjadinya Pul back dimulai dari titik 7 mengarah ke garis Base.
Perlu diketahui terjadinya pull back seperti ini walaupun cukup sering namun tidak selalu terjadi.
Jika base ditembus karena pull back dipastikan pola tersebut gagal atau failed.
Perlu diketahui: ketiga titik puncak (pada triple top) dan ketiga titik lembah (pada tiple bottom) tidak selalu berada pada level yang sama (lurus).Namun jika diperhatikan sekilas tidak terlalu beda jauh.
3.Head and Shoulders & Inverse Head and Shoulders
Kedua pola ini juga termasuk lumayan populer karena memiliki tingkat akurasi yang tinggi,disebut Head and shoulders karena jika dilihat bentuk polanya seolah seperti kepala dan bahu.
Head and Shoulders
Kadang kala pola ini sering disalah persepsikan sebagai triple top,tetapi ada beberapa faktor penting yang membedakan pola ini dengan triple top.Sekarang kita lihat gambar dibawah ini:
- Pola ini disebut head and shoulders jika muncul pada ujung sebuah uptrend
- Jika pada pada triple top titik 1 ,2 3,cenderung selevel ,tetapi pada head and shoulders titik tengah atau titik 3 lebih tinggi dari titik 1 dan titik 5 .
- Titik puncak (3) disebut sebagai head
- Titik 1 dan titik 5 disebut shoulders
- Pola ini terkonfirmasi apabila garis ''neckline'' telah tertembus (titik 6) dan pergerakan harga cenderung akan bergerak turun sejauh jarak dari puncak ke garis ''neckline'' (lihat tanda panah merah pada gambar diatas)
- Kadang pull back terjadi (tidak selalu) bergerak naik (titik 7) lagi kearah garis neckline,jika setelah mengenai garis neckline pergerakan harga memantul kebawah maka pola ini dikatakan terbentuk sempurna
- Jika pull back yang terjadi menembus garis neck line bablas keatas,maka pola ini dianggap gagal.
Inverse Head and Shoulders
Pola ini adalah kebalikan daari head and shoulders .Pola ini biasanya terjadi pada penghujung downtrend.Untuk cara konfirmasinya persis sama dengan pola head and shoulders.
- Jika pola ini telah terkonfirmasi maka harga akan bergerak naik sejauh jarah dari bottom ke garis neckline.
- Jika pull back yang terjadi menembus garis neckline dan terus kebawah,artinya pola ini dianggap gagal.
CONTINUATION PRICE PATTERN
Continuation price pattern adalah pola harga yang terbentuk yang mengindikasikan pergerakan harga akan dan masih meneruskan arah trend yang terjadi sekarang dan sebelumnya.Atau dengan kata lain pola ini menandakan trend masih akan terus berlanjut.Price pattern continuation dikelompokkan menjadi 5 yaitu:
- Triangle
- Flag and Pennant
- Wedge Formation dan Rectangle Formation
- Continuation Head and Shoulders Pattern
- Konsep Supply dan Demand
1.Triangle
Triangle atau dalam bahasa indonesia artinya segitiga.Pola ini terbentuk karena pasar bergerak sideways dan tekanan antara pembeli dan penjual seimbang,yang akhirnya grafik pergerakan harga mengerucut dan membentuk seperti segitiga ( triangle ).
Pola triangle dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
- Symmetrical triangle
- Ascending triangle
- Descending triangle
Biar lebih jelas dan paham langsung saja kita bahas satu persatu:
1.Symmetrical triangle
Symmetrical triangle yaitu pola segitiga yang memiliki garis support (level terendah) dan resistance (level tertinggi) yang kemiringannya (konvergen) berlawanan menuju satu titik.Walapun dinamakan symmetrical atau simetris ,tetapi pada kenyataannya bentuk pola ini bukanlah selalu simetris.Perhatikan ilustrasi gambar dibawah ini:
Dari gambar diatas kita bisa perhatikan pola ini terbentuk ketika pasar mengalami ''rally'' kemudian terjadi sideways atau disebut konsolidasi.Symmetrical triangle pada Uptrend:
- Pola symmetrical triangle tidak harus memiliki empat titik reversal point (titik pembalikan arah) yang terdiri dari dua puncak dan dua lembah.jika sesuai gambar diatas pola ini memiliki enam titik reversal point yang ditandai dengan angka 1,2,3,4,5,dan 6.
- Konfirmasi pola ini ditandai dengan ditembusnya garis bagian atas (upper line)
- Jika pola ini telah terkonfirmasi maka selanjutnya harga akan bergerak naik kembali.
- Cara memprediksi targetnya adalah dengan berpatokan pada jarak dari titik A ke titik 1,jika jarak dari titik A ke titik 1 adalah 100 pips maka pergerakan berikutnya setelah menembus Upperline sekitar 100 pips
- Seperti biasa setiap pola ada kemungkinan terjadinya Pullback (contoh diatas pada titik 7),jika pergerakan pullback kebawah tidak menembus Upperline dan memantul artinya pola ini masih berlaku.
- Jika pullback yang terjadi kebablasan menuju kebawah menembus garis Upperline ,maka pola ini dianggap gagal.
- Kita perhatikan gambar diatas,titik pertemuan kedua garis (upperline dan baseline) disebut apex
- Pola ini akan akurat jika momen ditembusnya garis upperline tidak boleh terlalu dekat dengan titik apex
Panjang pola adalah jarak dari garis baseline ke titik apex.
Selain terjadi pada saat uptrend pola symmetrical triangle juga dapat terjadi pada saat downtrend,untuk cara menganalisanya juga sama persis,hanya saja downtrend mengarah kebawah.
2.Ascending triangle
Sebenarnya ascending triangle tidak berbeda jauh dengan symmetrical triangle dari cara menganalisanya.Perbedaannya hanyalah pada bentuknya saja.
Ascending triangle termasuk pola continuation yang sering terjadi pada pergerakan harga Uptrend.Dengan munculnya pola ini mengisyaratkan bahwa tekanan bullish (naik) semakin melebihi tekanan bearis secara bertahap.
- Pola ascending harus memiliki minimal empat reversal point (contoh digambar memiliki enam reversal point).
- Pola ini konfirmasinya ditandai dengan ditembusnya upper line (garis atas) yang berpotensi untuk bullish.
- Cara memperkirakan targetnya yaitu pergerakan harga setelah menembus garis upper line akan bergerak sejauh jarak dari titik 2 ke garis upper line (lihat tanda panah pada gambar).
Walaupun ascending adalah continuation pattern,tetapi juga dapat menjadi pola reversal jika terjadi pada saat downtrend.Jika keadaannya atau konfirmasinya garis upper line ditembus sehingga harga yang tadinya turun berbalik arah (reversal) bergerak naik (bullish).Contoh Ascending terjadi saat downtrend,
2.Descending triangle
Karena kita sudah mengetahui cara menganalisa pola Symmetrical triangle dan Ascending triangle maka saya yakin tidak kesulitan untuk memahami pola Descending triangle.
Singkatnya Descending triangle adalah kebalikan dari Ascending triangle.Jika Ascending triangle adalah pola bullish (naik) apapun trend sebelumnya jika muncul pola Ascending triangle harga tetap akan bergerak naik.
Nah Descending triangle adalah pola continuation yang muncul saat downtrend.Dan apapun trend sebelumnya jika muncul pola ini harga akan bergerak turun.Ilustrasinya bisa lihat gambar dibawah ini:
Dan Descending triangle akan menjadi pola reversal jika muncul pada saat harga bergerak Uptrend.dan namanya polanya sedikit berbeda yaitu menjadi Descending triangle top,seperti gambar dibawah ini:
2.Flag dan Pennant
1.Flag
Flag pada dasarnya adalah channel kecil yang muncul setelah terjadinya rally,dan arah channelnya berlawanan dengan arah rally.Ada dua macam pola continuation jenis Flag yaitu:
Wedge Formation
Pada dasarnya wedge formation hampir sama seperti pennant,yang membedakan hanyalah kemiringan dari channel kecil yang kedua garis segitiganya searah,maksudnya kedua garis mengarah keatas (bullish wedge formation) atau kebawah (bearish wedge formation).
Kita dapat mengenali pola wedge dengan melihat kemiringannya yang mengarah keatas atau kebawah.
Untuk aturan umum cara menganalisanya hampir sama dengan pola flag:
Rectangle formation continuation mempunyai banyak nama,meskipun begitu tidak sulit untuk mengenali pola ini,Rectangle formation mempresentasikan jeda yang terjadi dimana pergerakan harga bergerak sideways diantara dua garis horisontal yang sejajar.
Ada yang bilang rectangle dengan sebutan trading range atau area kongesti.Walaupun namanya berbeda pola ini tetap mengisyaratkan periode konsolidasi pada sebuah trend,yang biasanya akan dilanjutkan dengan pergerakan yang searah dengan trend yang terjadi sebelumnya.
Boleh dikatakan wedge formation adalah sebuah pola yang terjadi pada sebuah trend yang istirahat namun kemudian melanjutkan kembali arah tersebut.
4.Continuation Head and Shoulders Pattern
Pola ini adalah kebalikan dari pola Head and Shoulders sebagai pola reversal.Namun pola continuation head and shoulders yang terbentuk bisa sama persis dengan pola head and shoulders reversal.Yang membedakan adalah sebagai berikut:
Yang harus diingat yaitu: bahwa pola inverse head and shoulders memiliki implikasi bullish
Pola head and shoulders memiliki implikasi bearish,terlepas pada saat tren apa pola tersebut muncul.
5.Konsep Supply dan Demand
Jika kita definisikan satu persatu adalah:
Sebuah harga akan terbentuk berdasarkan hukum penawaran dan permintaan.Ketika penawaran (supply) akan suatu barang tersebut tinggi,akan tetapi permintaan (demand) terhadap barang tersebut rendah maka harga akan jatuh atau turun.Begitu juga sebaliknya Ketika permintaan tinggi tetapi penawaran terbatas maka hasilnya harga melonjak naik.
Secara sederhana jika banyak yang jual tetapi sedikit yang membeli maka barang kurang laku akibatnya harga barang akan turun.
Sebaliknya jika banyak yang ingin membeli tetapi persediaan barang terbatas,barang tersebut kan laku keras,dan secara ototmatis harga barang tersebut akan melonjak naik.
Karena kita sudah mengetahui cara menganalisa pola Symmetrical triangle dan Ascending triangle maka saya yakin tidak kesulitan untuk memahami pola Descending triangle.
Singkatnya Descending triangle adalah kebalikan dari Ascending triangle.Jika Ascending triangle adalah pola bullish (naik) apapun trend sebelumnya jika muncul pola Ascending triangle harga tetap akan bergerak naik.
Nah Descending triangle adalah pola continuation yang muncul saat downtrend.Dan apapun trend sebelumnya jika muncul pola ini harga akan bergerak turun.Ilustrasinya bisa lihat gambar dibawah ini:
Dan Descending triangle akan menjadi pola reversal jika muncul pada saat harga bergerak Uptrend.dan namanya polanya sedikit berbeda yaitu menjadi Descending triangle top,seperti gambar dibawah ini:
2.Flag dan Pennant
1.Flag
Flag pada dasarnya adalah channel kecil yang muncul setelah terjadinya rally,dan arah channelnya berlawanan dengan arah rally.Ada dua macam pola continuation jenis Flag yaitu:
- Bullish flag : Terjadi setelah rally bulish kemudian muncul channel kecil membentuk downtrend.
- Bearish Flag:Terjadi setelah rally bearish kemudian muncul channel kecil membentuk uptrend
- Rally adalah pergerakan harga yang cenderung panjang karena kuatnya tekanan penjual maupun pembeli.
Bullish FLAG
- Bullish flag muncul pada saat terjadinya uptrend yang kemudian membentuk channel bearish kecil
- Pola ini terkonfirmasi jika Upper line telah berhasil ditembus oleh harga.
- Jika pola telah terkonfirmasi maka pergerakan harga akan cenderung naik atau bullish.
- Cara menentukan targetnya adalah pergerakan naik harga setelah berhasil menembus upper line adalah sepanjang jarak flagpole (lihat gambar) atau jarak dari titik a ke titik b.
- Jika jarak dari titik a ke titik b (panjang Flagpole) adalah 100 pips,maka target pergerakan harga setelah menembus upper line sekitar 100 pips.
Bearish FLAG
- Bearish FLAG terjadi saat downtrend yang kemudian membentuk channel bullish kecil.
- Pola ini terkonfirmasi jika Upper line telah berhasil ditembus oleh harga.
- Jika pola telah terkonfirmasi maka pergerakan harga akan cenderung turun atau bearish.
- Cara menentukan targetnya adalah pergerakan turun harga setelah berhasil menembus lower line adalah sepanjang jarak flagpole (lihat gambar) atau jarak dari titik a ke titik b.Jika jarak dari titik a ke titik b (panjang Flagpole) adalah 100 pips,maka target pergerakan harga setelah menembus lower line sekitar 100 pips.
- Harus terjadi rally sebelum channel kecil terbentuk.
- Channel kecil yang terbentuk arahnya harus berlawanan dengan arah rally sebelumnya
- Panjang channel kecil minimal 1/3 panjang Flagpole
Pennant sebenarnya adalah pengembangan bentuk dari pola symmetrical triangle.Yang membedakan hanya pada pennant terjadi didahului oleh adanya rally panjang dan lumayan curam.Boleh dibilang pennant adalah hasil kombinasi antara symmetrical triangle dengan flag.
Karena itu cara menganalisa pola pennant sama seperti aturan aturan pada symmetrical triangle dan flag.Ilustrasi pola pennant bisa dilihat seperti gambar dibawah ini:
3.Wedge Formation dan Rectangle Formation
Wedge Formation
Pada dasarnya wedge formation hampir sama seperti pennant,yang membedakan hanyalah kemiringan dari channel kecil yang kedua garis segitiganya searah,maksudnya kedua garis mengarah keatas (bullish wedge formation) atau kebawah (bearish wedge formation).
Kita dapat mengenali pola wedge dengan melihat kemiringannya yang mengarah keatas atau kebawah.
Untuk aturan umum cara menganalisanya hampir sama dengan pola flag:
- Kemiringan wedge (channel kecil) sebagai continuation pattern arahnya harus berlawanan dengan tren yang sedang terjadi.
- Wedge formation continuation pada saat Bullish disebut Falling Wedge
- Wedge formation continuation pada saat Bearish disebut Rising Wedge
- Walaupun wedge sebenarnya adalah pola continuation,tetapi wedge juga dapat berfungsi menjadi pola reversal (meskipun hal ini jarang terjadi).
- Falling wedge dapat menjadi pola reversal bullish jika muncul pada ujung Downtrend
- Rising wedge dapat menjadi pola reversal bearish jika muncul pada ujung Uptrend.
Rectangle formation continuation mempunyai banyak nama,meskipun begitu tidak sulit untuk mengenali pola ini,Rectangle formation mempresentasikan jeda yang terjadi dimana pergerakan harga bergerak sideways diantara dua garis horisontal yang sejajar.
Ada yang bilang rectangle dengan sebutan trading range atau area kongesti.Walaupun namanya berbeda pola ini tetap mengisyaratkan periode konsolidasi pada sebuah trend,yang biasanya akan dilanjutkan dengan pergerakan yang searah dengan trend yang terjadi sebelumnya.
Boleh dikatakan wedge formation adalah sebuah pola yang terjadi pada sebuah trend yang istirahat namun kemudian melanjutkan kembali arah tersebut.
4.Continuation Head and Shoulders Pattern
Pola ini adalah kebalikan dari pola Head and Shoulders sebagai pola reversal.Namun pola continuation head and shoulders yang terbentuk bisa sama persis dengan pola head and shoulders reversal.Yang membedakan adalah sebagai berikut:
- Pola head and shoulders muncul pada saat Downtrend.Ditembusnys garis neckline merupakan konfirmasi Pola Continuation head and shoulders
- Pola inverse head and shoulders muncul pada saat Uptrend.Ditembusnya garis neckline adalah konfirmasi Pola Continuation inverse head and shoulders.
Yang harus diingat yaitu: bahwa pola inverse head and shoulders memiliki implikasi bullish
Pola head and shoulders memiliki implikasi bearish,terlepas pada saat tren apa pola tersebut muncul.
5.Konsep Supply dan Demand
Jika kita definisikan satu persatu adalah:
- Supply artinya ketersediaan
- Demand artinya permintaan
Sebuah harga akan terbentuk berdasarkan hukum penawaran dan permintaan.Ketika penawaran (supply) akan suatu barang tersebut tinggi,akan tetapi permintaan (demand) terhadap barang tersebut rendah maka harga akan jatuh atau turun.Begitu juga sebaliknya Ketika permintaan tinggi tetapi penawaran terbatas maka hasilnya harga melonjak naik.
Secara sederhana jika banyak yang jual tetapi sedikit yang membeli maka barang kurang laku akibatnya harga barang akan turun.
Sebaliknya jika banyak yang ingin membeli tetapi persediaan barang terbatas,barang tersebut kan laku keras,dan secara ototmatis harga barang tersebut akan melonjak naik.